Joeleonhart’s Weblog

To Learn and To Share

ELEMENTARY GRAMMAR TEST – 01

IF you think you KNOW the answers, just post your comment here, ok?

Good Luck and Enjoy!!

 

  1. You could _____________ me before! Why didn’t you?
    1. have written                              c.   had written
    2. write                                         d.   be writing

 

  1. You could __________ when you were  7 years old.
    1. have written                              c.   be writing
    2. had written                               d.   write

 

  1. The angry workers made the director ____________.
    1. cries                                         c.   cry
    2. crying                                       d.   cried

 

  1. I don’t believe you. Tom couldn’t have let them __________.
    1. going                                        c.   gone
    2. went                                         d.   go

 

  1. There’s nothing wrong with me, ____________ there?
    1. is                                              c.   isn’t
    2. don’t                                        d.   can

 

  1. They never sleep this late, _________ they?
    1. can                                           c.   do
    2. are                                           d.   aren’t

 

  1. Anyone can do this, ____________?
    1. can they                                    c.   can he
    2. can                                           d.   can’t they

 

  1. There’s a strange man behind us ___________ behaviour I can’t ___________.
    1. whose …. make out                 c.   who …. make up
    2. which …. make out                  d.   whose ….. make up

 

  1. We haven’t got any toilet paper

– Don’t worry _______________ !

a.       we have it                                 c.   so have we

b.      neither do we                            d.   we’ve got some

 

10.     I’d rather you __________ talking. I have a headache.

a.       stop                                          c.   stopped

b.      stopping                                   d.   had stopped

June 9, 2008 Posted by | Learn English - Quiz | 1 Comment

Bejo di Tahun 2250

Cerpen, by: Hidayat Banjar

Here is a short story (in Indonesian language) from my friend. We dedicate it to all readers (of course, who understand Indonesian Language ^_^) who like reading short stories. Enjoy it!!

 

Pagi, Bejo bangun dari tidur. Cahaya matahari telah penuh menyirami bumi. Bagai orang yang baru keluar dari tempat gelap, berhadapan dengan cahaya yang penuh, Bejo silau tak dapat melihat apa-apa. Dirabanya ke samping kiri, istrinya telah tidak ada di tempat. Suara anak-anak tak terdengar, mungkin sudah dihisap oleh kesibukan masing-masing.

Cahaya matahari yang masuk dari kaca jendela menyilaukan mata. Bejo mengucek-ngucek mata, menggeliat. Sesekali, pegawai negeri rendahan ini menguap. Perlahan, pandangannya yang berkunang-kunang mulai normal. Setelah penglihatannya kembali sempurna, Bejo melihat ke jam dinding, “Wah aku bangun kesiangan rupanya,” ujarnya dalam hati.

                        Entah kenapa di pagi yang bermandi cahaya mentari itu, Bejo teringat pendidikan anak-anaknya. Tadi malam si Bungsu bercerita bahwa uang sekolahnya sekarang naik, dari satu juta lima ratus ribu rupiah menjadi dua juta rupiah, uang ongkos angkot ditambah keperluan ini itu ditaksir sekitar dua juta lima ratus ribu rupiah per bulan. “Ini lain uang buku,” kata si Bungsu mengakhiri ceritanya. Si Bungsu baru duduk di kelas VI SD (Sekolah Dasar) swasta.

Bejo menghitung-hitung dengan jarinya, persis seperti anak-anak baru belajar berhitung. Anaknya ada enam orang, semuanya masih dalam masa pendidikan yang memerlukan biaya tak sedikit. Pendidikan kini bagai barang mewah saja, makin tak terjangkau bagi orang-orang berpenghasilan rendah.

Bejo memang dianjurkan oleh orangtuanya untuk punya anak banyak. Tapi ia merasa cukup dengan enam orang saja. Bejo sadar, betapa repotnya mengurus anak-anak jika lebih dari enam. Yang enam orang ini saja pun menurut Bejo, sudah sangat banyak. Namun, bagi orang-orang seangkatannya, enam orang anak belum dapat dikatakan banyak, maklum ketika ia menikah dulu, orang-orang tak lagi menghiraukan apa itu program Keluarga Berencana (KB). Bahkan semua orangtua di negerinya berpesan pada putra-putri mereka agar mencari pasangan hidup yang subur guna memperbanyak keturunan.

Maklum, perang bintang dan bencana alam membuat makhluk bumi di negara mereka dan negara-negara lain seketika mati dalam jumlah yang cukup banyak. Negerinya pernah dilanda gempa bumi dan gelombang tsunami yang dahsyat, menewaskan ratusan ribu manusia. Ketika gempa terjadi, ombak laut menerjang daratan dan menenggelamkan apa saja yang terkena hantamannya.

Gempa juga pernah membuat tanah merekah, ratusan ribu rumah beserta penghuninya seolah ditelan kegaiban, lenyap ke dasar bumi. Kemudian dalam seketika bumi mengatup kembali. Ratusan ribu manusia lainnya terjepit reruntuhan gedung-gedung bertingkat.

Perang bintang lebih dahsyat lagi, menewaskan seluruh manusia yang terkena racun ganas mematikan. Semua itu tercatat dengan baik di buku-buku sejarah dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi (PT).

Karenanya, orangtua Bejo – seperti orang-orangtua lainnya ketika itu – berpesan kepada anak-anak mereka, agar mencari pasangan hidup yang subur. “Berkembangbiaklah sebanyak-banyaknya. Bangsa kita tak boleh punah di permukaan bumi ini,” pesan orangtua lelakinya ketika itu.

Coba bayangkan, ketika perang bintang terjadi, mesin pembunuh tersebut digerakkan hanya dari kantor musuh, tapi dapat menewaskan seluruh makhluk hidup di wilayah TO (Target Operasi). Kapsul besar itu dikirim lewat teknologi komputer yang tentu saja dengan perhitungan sangat cermat. Sampai di wilayah target, kapsul besar berisi racun itu meledak di angkasa. Bertebaranlah aroma mematikan tersebut. Setiap makhluk hidup yang menghirup oksigen, tewas disebabkan racun yang menyebar di udara.

Dari sebuah kantor di negeri jauh, bangsa musuh menembakkan kampsul berisi racun pembunuh yang sangat mematikan ke ibu kota negara dan ibu-ibu kota provinsi yang ada di negeri Bejo, sehingga seluruh penduduk kota mati dengan kondisi mengenaskan. Jantung mereka pecah. Darah menetes dari hidung, telinga dan mulut. Tubuh mayat-mayat yang bergelimpangan itu hitam legam, seolah hangus terbakar. Menakutkan! Tentu saja sangat menakutkan. Itulah sejarah kelam bangsa manusia akibat obsesi sekelompok orang yang ingin jadi penguasa dunia.

Pemimpin-pemimpin perang berkeyakinan, perang modern tak sama dengan perang konvensional. Dalam perang konvensional, strategi desa mengepung kota, masih dapat diterapkan. Tetapi, dalam perang modern, kota-kotalah yang harus dilumpuhkan. Sebab, pusat teknologi ada di kota-kota.

Benar adanya, kota-kota lumpuh dalam seketika dihantam racun dari perang bintang itu. Negara yang diperangi benar-benar lumpuh. Tapi, bukan penguasaan atau aneksasi yang dilakukan negara musuh. Malah negara musuh memperlihatkan sikap bersahabat dan meminta maaf kepada negara di mana Bejo bermukim atas kejadian menakutkan tersebut. Sikap ini muncul karena dampak perang yang begitu dahsyat. Bangsa musuh pun rupanya tak pernah menduga, kalau perang bintang berdampak begitu dahsyat. Bangsa musuh akhrinya tak jadi menguasai negeri Bejo yang luluhlantak, malah membangunnya.

Mengapa tidak, usai perang, tinggallah bangunan-bangunan saja serta bau bangkai manusia menyergap sudut-sudut kota hingga ke pelosok. Pokoknya dari titik ledakan hingga radius 1000 km terkena racun. Maka punahlah seluruh manusia dan makhluk hidup lainnya yang menghirup oksigen dalam radius 1000 km. Sebagaimana sajak Chairil Anwar, udara memang benar-benar bertuba.

Usai perang, dunia – termasuk negeri di mana Bejo bermukim – benar-benar bagai zaman purbakala. Tak ada peralatan canggih seperti komputer, mesin-mesin, dan teknologi modern lainnya. Negara benar-benar lumpuh. Kehidupan terselenggara begitu bersahaja. Mimpi penguasaan dunia lumer dan menguap karena ketakutan hilangnya perdaban. Mimpi-mimpi tentang penguasaan dunia bukan lagi ide yang populer. Justru membangun kebersamaan, membangun aliansi strategis tanpa perasaan superioritas menjadi trand bangsa-bangsa dunia.

Bejo dan keluarga serta bangsa manusia, juga makhluk hidup lainnya dapat selamat dari racun mematikan itu karena bermukim di wilayah hutan. Racun mematikan itu tak sampai ke wilayah mereka. Para pemimpin perang ketika itu memang memilih TO ibu-ibu kota negara serta provinsi.

                        Perlahan, sistem kenegaraan, mulai dari desa hingga ke pusat terbangun kembali. Cuma, ketika itu pemimpin-pemimpin tak lagi suka menonjolkan kehebatan pribadi. Seluruh konsep pembangunan tetap bersandar pada keinginan rakyat.

                        Sangat mengejutkan, pembangunan mengalami proses percepatan yang maksimal. Kehidupan kembali berdenyut. Bahkan sangat mengagetkan bagi orang-orang yang tak siap menghadapi perubahan.

***

Anak Bejo yang bungsu masih duduk dibangku sekolah dasar (SD). Dua orang  sekolah lanjutan pertama (SMP), yang dua di SMA, dan yang satu lagi – yang sulung – menduduki bangku kuliah tahun kedua Fakultas Sastra di universitas cukup terkenal di kotanya. Bejo menotal, berapa puluh juta harus dikeluarkan setiap bulannya hanya untuk memenuhi pendidikan anak-anaknya. Berapa ratus juta, bahkan miliar rupiah setahun untuk keperluan hidup keseluruhan. Bejo merenung.

                        Kemarin ia berjalan-jalan di pusat perbelanjaan, niatnya hanya untuk melihat-lihat saja dan jika kebetulan ada yang menarik dengan harga murah pula, ia akan membelinya. Selama ini ia sudah lama tidak membeli pakaian anak-anak, istri dan dirinya. Begitu pula keperluan rumah tangga lainnya. Bejo tercenung waktu menawar sepotong celana yang cukup sederhana. Si  pedagang mengatakan, celana itu cukup murah, hanya Rp 1.600.000 saja. Bejo tak jadi membelinya, karena menurut anggapannya harga celana itu cukup tinggi untuk jangkauan kantongnya yang hanya pegawai negeri rendahan.

                        Bejo berjalan lagi, melihat-lihat permainan anak-anak, di situ dipajang boneka-boneka yang cantik, mobil-mobilan, motor-motoran, dari model tahun silam sampai model mutahir. Bejo merasa takjub.

                        Waktu Bejo masih kanak-kanak, kota tempat tinggalnya sekarang belumlah menjadi kota, masih desa yang penuh kesegaran. Pohon-pohon tumbuh di sana-sini dengan suburnya. Jika Bejo ingin bermain mobil-mobilan, ia buat dari kayu. Demikian pula dengan permainan lainnya.

                        Kini zaman berubah, trand aliansi strategis bangsa-bangsa di dunia menghidupkan peradaban yang hancur usai perang bintang. Desa Bejo yang dulu dikelilingi hutan lebat, perlahan-lahan berubah menjadi perkampungan yang besar dan luas. Justru sebaliknya, kota-kota yang terkena perang bintang, karena dianggap berbahaya, dibiarkan tak diurus hingga belakangan menjadi hutan. Siapa yang mau mengurus, masuk ke wilayah itu saja orang sudah takut.

                        Perkampungan yang besar dan luas tempat Bejo bermukim itu, perlahan-lahan jadi kota besar yang modren dan gemerlap. Hutannya habis. Sawah-sawah kini lenyap menjadi bangunan megah. Kerbau-kerbau tidak berfungsi lagi sebagai penarik bajak, digantikan oleh mesin pembalik tanah, traktor tangan, maupun traktor besar.

Sisno-sinso membabat habis pohon-pohon kayu yang berumur puluhan serta ratusan tahun. Kampungnya pengab oleh baurnya beragam bahan kimia dan asap pabrik plus kendaraan bermotor. Plaza-plaza, mall-mall, hypermarket adalah bagian kota yang megah serta full ac (air condition). Sementara udara di luarnya begitu terik. Mengapa tidak, permainan anak-anak pun telah digerakkan oleh mesin.

                        “Cari apa Pak,” tanya seorang pelayan wanita yang berpakaian sangat seksi, sehingga tonjolan-tonjolan tubuhnya begitu kentara. Roknya hanya sejengkal lebih sedikit, tipis pula lagi. Begitu juga dadanya, kalau ia membungkuk, pastilah tonjolan itu akan menyembul ke luar.

                        “Oh, tidak, lihat-lihat saja,” jawabnya. Bejo bertambah bingung ketika seorang berperut buncit, berkulit putih bersih, membeilkan permainan untuk anaknya.

                        Setelah mengumpul seluruh permainan yang diinginkan anaknya, lelaki necis itu bertanya kepada pelayan: “Berapa ya,” bahasa Indonesianya tidak sempurna bahkan buruk bercampur dengan dialek asing. Pelayan menghitung sebentar dengan kalkulator. “Duabelas juta tiga ratus ribu rupiah saja Pak,” jawab si pelayan yang seksi. Sementara pelayan yang lain membungkus permainan tersebut.

                        “Wah… hanya untuk permaian anak-anak saja sampai sebegitu mahal?” Celoteh Bejo dalam hati. “Waktu aku masih kanak-kanak, permainanku segalanya serba gratis,” tambahnya pula, masih di dalam hati.

                        Tidak satu benda pun dibeli Bejo di pusat perbelanjaan itu, baik pakaian, permainan anak-anak maupun keperluan rumah tangga karena koceknya tidak dapat menjangkau harga barang-barang yang dipajang. Maklumlah, Bejo hanya pegawai negeri rendahan yang hanya tamatan strata satu (S1). Sementara pegawai-pegawai menangah ke atas diisi oleh para Doktor (S3) atau setidaknya S2. Makanya Bejo dan keluarga harus hidup dengan serba hemat.

Bejo ke luar dari pusat perbelanjaan itu dan berjalan pulang meninggalkan kemegahan pusat perbelanjaan penuh ac. Terik matahari menyambutnya, sementara orang-orang yang berkantong tebal, sekeluar dari pusat perbelanjaan itu, berlindung dari sengatan matahari  dengan masuk ke mobil-mobil mewah full ac, bertempat duduk empuk, ruangan nyaman serta wangi.

Bejo berjalan saja di atas aspal yang seakan mau mencair dipanggang matahari. Ia tidak naik taksi, karena sangat mahal menurut ukuruan koceknya. Angkutan becak tidak ada lagi, tinggal hanya di buku sejarah. Becak tak lagi digunakan sebagai alat transportasi. Tidak manusiawi, begitulah kata tokoh-tokoh pejuang HAM (Hak Asasi manusia). Angkot (angkutan kota) tidak ada yang yang melintas ke arah kediamannya. Maka ia putuskan berjalan kaki saja. “Toh, tak begitu jauh dengan memotong jalan serta jalan-jalan tikus,” katanya membela keadaannya yang terus bersahaja sepanjang hayat dikandung badan.

                        Bejo berjalan terus di trotoar kota. Saat melintasi sebuah rumah besar, hatinya terenyuh ketika menyaksikan di halamannya, tertambat seekor monyet kurus kering dengan beberapa luka yang dikerubungi lalat. Sesekali monyet itu menangkap lalat-lalat tersebut dengan tangan yang merangkap kaki. Lalat yang tertangkap dimasukkannya ke dalam mulut. Sesekali sang monyet menggaruk-garuk kepalanya. Begitu dapat kutu, lalu dimasukkan ke mulutnya.

Pada momen lain, si monyet seperti menitikkan air mata memandang pohon-pohon yang meranggas mengarah kering di halaman rumah besar tersebut. Mungkinkah tanah sudah tidak subur lagi sehingga tanaman-tanaman jadi gersang.

                        Monyet itu memandang ke arah Bejo seakan berkata: “mana pohon-pohon untukku Bejo”. Bejo diam dan tercenung lagi. Ya, ia hanya dapat diam, tak mungkin berkomunikasi dengan si monyet. Bejo bukanlah ahli ilmu jiwa binatang apalagi dapat berbicara dengan binatang. Tidak! Bejo hanyalah pegawai negeri rendahan yang berusaha bertahan dalam kejujuran. Ia tadi hanya mereka-reka saja apa yang sedang dialami si monyet yang meneteskan air mata, dan Bejo ikut berduka.

                        Bejo berjalan lagi, ia coba lupakan tentang monyet itu. Ia melihat ke arlojinya, jarum jam  telah menunjukkan pukul 1.30, matahari membakar ubun-ubun. Terik sekali. Bejo berkeringat dan merasa gerah. Betapa tidak, jalan yang ditempuh tanpa naungan pohn-pohon penyerap panas.

                        Teggorokannya kering. Di sudut sana matanya menangkap penjual cendol. Bejo berjalan ke arah itu. Setelah sampai dan duduk di bangku yang disediakan, Bejo memesan segelas. Meneguknya dengan penuh nikmat. Ia selenjorkan kakinya yang telah mulai letih, karena sekian jam berjalan-jalan mulai dari pusat perbelanjaan tadi hingga sampai ke penjual cendol.

                        “Berapa Pak,” tanya Bejo setelah selesai minum dan beristrahat melepaskan lelahnya. “Tujuh puluh lima ribu rupiah saja,” jawab si penjual cendol, Bejo membayarnya dengan uang tukaran Rp 100.000. Setelah mendapat kembalinya, Bejo ingin melangkah, tapi tiba-tiba: “Pak kenapa belum pergi kerja”.

                        Bejo tersentak dari lamunannya. Rupanya sedari tadi ia belum bergerak dari termpat tidur.

                        “Oh, Bu, dari mana?” Bejo kaget.

                        “Hari telah pukul sebelas, tapi Bapak mandi pun belum. Bapak tidak pergi kerja ya? Oya Pak, tadi saya belanja. Saya membeli ini, bakal celana, dan ini, dan ini,” ujar istrinya sembari memperlihatkan barang-barang yang dibelinya. “Semuanya berjumlah sembilan juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah,” sambung istrinya.

                        Bejo tersentak, lantas bangkit dari tempat tidurnya. Melihat kalender. “Wah… tahun dua ribu dua ratus lima puluh, dua ribu dua ratus lima puluh,” celotehnya sambil pergi ke kamar mandi. Istri Bejo terheran-heran, kok sang suami bicara sendiri. Istrinya juga bingung, kenapa ia yang sudah capek menerangkan apa-apa yang dibeli berikut harganya, tetapi tak dihiraukan sang suami?

 

June 9, 2008 Posted by | Bahasa dan Sastra | 2 Comments

Tenses Test – 01

Tenses Test – 01

 

 

 

1.      I ____________ for my glasses. I can’t find them anywhere.

a.       looking                               c.   look

b.      looked                                d.   am looking

 

2.      Tom ___________ an important letter. Has the postman been yet?

a.       is expecting             c.   expect

b.      expecting                d.   expects

 

3.      I can’t see you tomorrow, I __________ an important meeting.

a.       am having                           c.   have

b.      will have                             d.   am taking

 

4.      Something ________ good in the kitchen.

a.       smells                                 c.   smell

b.      is smell                               d.   is smelling

 

5.      I ___________ what you mean about the flat not being for us. It’s too far from the centre of town.

a.       ‘ll see                                 c.   sees

b.      am seeing                           d.   see

 

6.      They say that Tom _________ I’m crazy.

a.       thinking                               c.   thinks

b.      think                                   d.   is thinking

 

7.      I _________ about John. Where could he be?

a.       thinks                                 c.   ‘m thinks

b.      ‘m thinking                         d.   think

 

8.      What __________ reading at the moment?

a.       you                         c.   do you

b.      you are                   d.   are you

 

9.      What ________ when you stop breathing?

a.       happens                              c.   does happen

b.      happen                               d.   is happening

 

10.  Who ___________ another piece of cake?

a.       wants                                 c.   is wanting

b.      want’s                                d.   wonts

  

 

 

 If you know the answers, plz submit in the comment! And if anyone interested to become contributor/source for this topic, plz tell me in your comment or send e-mail to this address : joeleonhart@yahoo.com. I’ll aprreciate everyone who would like to share his/her knowledge to the others. Thx!

June 9, 2008 Posted by | Learn English - Quiz | Leave a comment

Welcome to Learn English – Quiz

Today, Learn English – Quiz commences. Here you’ll find many quizzes taken from some good learning English websites. So you can try to answer the questions to help you improve your English.

Enjoy!!

Source : English-hilfen.de, English Test Score, BBC Learning English. (Lookat the links)

if anyone interested to become contributor/source for this topic, plz tell me in your comment or send e-mail to this address : joeleonhart@yahoo.com. I’ll really really appreciate your help to share your knowledge to the others. May God Blesses you! Thx.

June 9, 2008 Posted by | Learn English - Quiz | Leave a comment

Inspiring Thoughts

Anger is a condition in which the tongue works faster than the mind.

 

**************
 

You can’t change the past,

but you can ruin the present by worrying over the future.

**************
 

Love…and you shall be loved.

**************

God always gives His best to those who leave the choice with Him.

**************

All people smile in the same language.

**************

Everyone needs to be loved…

especially when they do not deserve it.
 

**************
 

The real measure of a man’s wealth is what he has invested in eternity.

**************
 

Laughter is God’s sunshine.
 

**************
 

Everyone has beauty, but not everyone sees it.

**************

It’s important for parents to live the same things they teach.
 

**************
 

Thank God for what you have,

TRUST GOD for what you need.
 

**************
 

If you fill your heart with regrets of yesterday and the worries of tomorrow,

you have no today to be thankful for.
 

**************
 

Man looks at outward appearance, but the Lord looks within.
 

**************
 

The choice you make today, will usually affect tomorrow.
 

**************
 

Take time to laugh, for it is the music of the soul.

**************

Patience is the ability to idle your motor, when you feel like stripping your gears.

**************
 

Love is strengthened by working through conflicts together.

**************
 

Harsh words break no bones, but they do break hearts.

**************

To get out of a difficulty, one usually must go through it.
 

**************

We take for granted the things, that we should be giving thanks for.
 

**************
 

Love is the only thing that can be divided without being diminished.

**************

Happiness is enhanced by others, but does not depend upon others.

**************
 

For every minute you are angry with someone,

you lose 60 seconds of happiness that you can never get back.

 

**************
 

Do what you can, for who you can, with what you have, and where you are.

*************

“Elle Est Belle” pearl.east15@yahoo.com

June 9, 2008 Posted by | Soul's Medicine | Leave a comment

10 facts about dreams

10. Blind People Dream9. You Forget 90% of your Dreams

Within 5 minutes of waking, half of your dream if forgotten. Within 10, 90% is gone. The famous poet, Samuel Taylor Coleridge, woke one morning having had a fantastic dream (likely opium induced) – he put pen to paper and began to describe his “vision in a dream” in what has become one of English’s most famous poems: Kubla Khan. Part way through (54 lines in fact) he was interrupted by a “Person from Porlock“. Coleridge returned to his poem but could not remember the rest of his dream. The poem was never completed.

8. Everybody Dreams

Every human being dreams (except in cases of extreme psychological disorder) but men and women have different dreams and different physical reactions. Men tend to dream more about other men, while women tend to dream equally about men and women. In addition, both men and women experience sexually related physical reactions to their dreams regardless of whether the dream is sexual in nature; males experience erections and females experience increased vaginal blood flow.

7. Dreams Prevent Psychosis

In a recent sleep study, students who were awakened at the beginning of each dream, but still allowed their 8 hours of sleep, all experienced difficulty in concentration, irritability, hallucinations, and signs of psychosis after only 3 days. When finally allowed their REM sleep the student’s brains made up for lost time by greatly increasing the percentage of sleep spent in the REM stage. [Source]

6. We Only Dream of What We Know

Our dreams are frequently full of strangers who play out certain parts – did you know that your mind is not inventing those faces – they are real faces of real people that you have seen during your life but may not know or remember? The evil killer in your latest dream may be the guy who pumped petrol in to your Dad’s car when you were just a little kid. We have all seen hundreds of thousands of faces through our lives, so we have an endless supply of characters for our brain to utilize during our dreams.

5. Not Everyone Dreams in Color

A full 12% of sighted people dream exclusively in black and white. The remaining number dream in full color. People also tend to have common themes in dreams, which are situations relating to school, being chased, running slowly/in place, sexual experiences, falling, arriving too late, a person now alive being dead, teeth falling out, flying, failing an examination, or a car accident. It is unknown whether the impact of a dream relating to violence or death is more emotionally charged for a person who dreams in color than one who dreams in black and white. [Source]

4. Dreams are not about what they are about

If you dream about some particular subject it is not often that the dream is about that. Dreams speak in a deeply symbolic language. The unconscious mind tries to compare your dream to something else, which is similar. Its like writing a poem and saying that a group of ants were like machines that never stop. But you would never compare something to itself, for example: “That beautiful sunset was like a beautiful sunset”. So whatever symbol your dream picks on it is most unlikely to be a symbol for itself.

3. Quitters have more vivid dreams

People who have smoked cigarettes for a long time who stop, have reported much more vivid dreams than they would normally experience. Additionally, according to the Journal of Abnormal Psychology: “Among 293 smokers abstinent for between 1 and 4 weeks, 33% reported having at least 1 dream about smoking. In most dreams, subjects caught themselves smoking and felt strong negative emotions, such as panic and guilt. Dreams about smoking were the result of tobacco withdrawal, as 97% of subjects did not have them while smoking, and their occurrence was significantly related to the duration of abstinence. They were rated as more vivid than the usual dreams and were as common as most major tobacco withdrawal symptoms.” [Source]

2. External Stimuli Invade our Dreams

This is called Dream Incorporation and it is the experience that most of us have had where a sound from reality is heard in our dream and incorporated in some way. A similar (though less external) example would be when you are physically thirsty and your mind incorporates that feeling in to your dream. My own experience of this includes repeatedly drinking a large glass of water in the dream which satisfies me, only to find the thirst returning shortly after – this thirst… drink… thirst… loop often recurs until I wake up and have a real drink. The famous painting above (Dream Caused by the Flight of a Bee around a Pomegranate a Second Before Awakening) by Salvador Dali, depicts this concept.

1. You are paralyzed while you sleep

Believe it or not, your body is virtually paralyzed during your sleep – most likely to prevent your body from acting out aspects of your dreams. According to the Wikipedia article on dreaming, “Glands begin to secrete a hormone that helps induce sleep and neurons send signals to the spinal cord which cause the body to relax and later become essentially paralyzed.”

Bonus: Extra Facts

1. When you are snoring, you are not dreaming.
2. Toddlers do not dream about themselves until around the age of 3. From the same age, children typically have many more nightmares than adults do until age 7 or 8.
3. If you are awakened out of REM (Rapid Eye Movement) sleep, you are more likely to remember your dream in a more vivid way than you would if you woke from a full night sleep.

“Elle Est Belle” pearl.east15@yahoo.com

People who become blind after birth can see images in their dreams. People who are born blind do not see any images, but have dreams equally vivid involving their other senses of sound, smell, touch and emotion. It is hard for a seeing person to imagine, but the body’s need for sleep is so strong that it is able to handle virtually all physical situations to make it happen.

June 9, 2008 Posted by | Health, Life Style | Leave a comment

Talking about the weather

It’s true! British people often start a conversation with strangers and friends by talking about the weather. As weather is a neutral topic of conversation, it’s usually safe to use it to strike up a conversation – at the bus stop, in a shop, or with a neighbour over the garden fence.

Some examples of conversation starters

“Lovely day, isn’t it!”

“Bit nippy today.”

“What strange weather we’re having!”

“It doesn’t look like it’s going to stop raining today.”

Attitude to weather

Although British people like to complain about bad weather, they generally put a brave face on it.

If someone complains about too much rain, you might hear:

“Never mind – it’s good for the garden.”

If someone complains that it’s too hot, you could hear:

“At least my tomatoes will be happy.”

If the conversation has been about general bad weather, perhaps someone will say:

“Well, I’ve heard it’s worse in the west. They’ve had terrible flooding.”

Predicting the weather

We can make predictions about the weather, using a range of forms – not just the “will” or “going to” form:

“I think it’ll clear up later.”

It’s going to rain by the looks of it.”

We’re in for frost tonight.”

They’re expecting snow in the north.”

“I hear that showers are coming our way.”

Human attributes

We also attribute human features to the weather, almost as if the weather can decide what to do:

“The sun’s trying to come out.”

“It’s been trying to rain all morning.”

“It’s finally decided to rain.”

Understanding the forecast

Many British people are keen gardeners, and they keep a close eye on the weather forecast. Here are some of the weather features which can worry gardeners:

a hard frost
blizzard / galeforce conditions
hailstones
prolonged rain
blustery wind
a drought

Here are some more temperate conditions which gardeners like:

mild weather
sunny spells
light drizzle
Source: http://www.english-at-home.com

June 9, 2008 Posted by | Learn English - Speaking | Leave a comment